Designer Rates

Berbicara soal designer rates, boleh dibilang agak sedikit sensitif, karena ditakutkan bisa ada salah penafsiran, salah persepsi. Hal itu disebabkan, rate setiap desainer itu ditentukan oleh berapa lama jam terbangnya sebagai seorang profesional, skills, serta situasi ataupun kondisi yang terjadi pada saat itu. Disamping itu, kemampuan finansial dari setiap calon klien juga beragam, maka tidak bisa kita sama ratakan. Yah, ada banyak hal yang bisa mempengaruhi rates.

Terus terang saja, saya menulis artikel ini dengan perasaan was-was, karena ditakutkan ada salah persepsi, salah penafsiran, sehingga desainer bisa menaikan rate semau dia, tanpa melihat apakah dirinya layak ataupun tidak. Ya, siapapun pasti ingin dibayar mahal, namun pertanyaannya adalah, apakah kita layak untuk dibayar mahal?

Begini, sepanjang pengalaman saya, dalam dunia bisnis, hal pertama yang dilihat oleh calon klien adalah pengalaman kita, dan bukan latar belakang pendidikan kita, karena mereka tidak terlalu memperdulikan hal itu, meskipun ada sebagian kecil yang peduli dengan hal itu. Maka, seorang calon klien mau membayar mahal, apabila kita memiliki segudang pengalaman, dan telah terbukti memiliki pencapaian yang baik dari suatu proyek desain.

Lantas, maksud dari pencapaian yang baik itu apa? Begini kawan, pada intinya Design is how it works!, yang artinya adalah, percuma saja suatu obyek memiliki visual yang baik, jika ternyata tidak bisa bekerja dengan baik, tidak membantu meningkatkan profit, atau memberi keuntungan lainnya. Bukankah desainer itu pada dasarnya adalah seorang problem solver ?

Yah, pada kenyataannya tidak semua desainer memahami betul tentang hal itu, apalagi orang yang awam sepenuhnya tentang desain secara umum. Dan sebaiknya jika anda sudah membaca artikel ini, mulailah melakukan intropeksi diri, dan saya pun demikian.

Namun yang bisa menjadi masalah adalah, ketika seorang desainer itu menawarkan untuk resolving the problem yang dialami oleh seorang klien, namun klien bersikeras menolak hal itu, dan malah memaksa seorang desainer harus menuruti keinginannya. Itulah awal dari sebuah bencana, tidak ada kolaborasi, kerjasama yang baik, justru malah otoriter. Maka, bisa dipastikan akan sangat sulit, suatu hasil desain mampu bekerja dengan baik.

Beberapa hari yang lalu pernah ada salah seorang freelancer mengirimkan email kepada saya, yang menawarkan rate sebesar 400 USD /minggu, untuk 40-50 jam kerja. Ada pula yang menawarkan rate sebesar 3000 USD /minggu, untuk 60-70 jam kerja. Ketika saya melihat CV mereka satu persatu, masing-masing memiliki pengalaman, keahlian, hingga pencapaian yang berbeda-beda, karena itulah yang menentukan seberapa besar rate dari seorang desainer.

Pada intinya, mahal atau tidaknya gaji dari seorang desainer, tidak bisa hanya ditentukan dari bagus tidaknya karya visual yang dia hasilkan, banyak tidaknya pekerjaan yang dia lakukan, melainkan lebih tergantung pada seberapa tinggi jam terbangnya, seberapa besar pengalamannya, seberapa bagus keahliannya, hingga seberapa banyak pencapaiannya selama ini.

Kembali lagi seperti yang saya tulis diawal, percuma saja suatu obyek memiliki visual yang baik, jika ternyata tidak bisa bekerja dengan baik, tidak membantu meningkatkan profit, atau memberi keuntungan dalam wujud lainnya. Semoga bermanfaat!