Aktivis Media Sosial

Makin hari makin banyak saja aktivis-aktivis di media sosial, khususnya yang lebih fokus pada persoalan politik. Apalagi sejak pertarungan Pilpres 2014 dimulai, antara Bapak Joko Widodo dengan Bapak Prabowo Subianto, makin banyak lagi aktivis-aktivisnya.

ak·ti·vis n 1 orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yg bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dl organisasinya; 2 Pol seseorang yg menggerakkan (demonstrasi dsb) – KBBI Online

Sebenarnya agak kurang tepat juga kalau saya menyebut mereka itu aktivis, karena pada kenyataannya banyak juga yang bukan termasuk anggota dari organisasi, tapi mereka berlaku seolah-olah aktivis dari suatu organisasi. Mungkin organisasi itu bersifat ada yang tiada ya?

Sejak pertarungan Pilpres 2014 dimulai hingga sekarang, masyarakat terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang pro Presiden Joko Widodo, dan kelompok yang kontra Presiden Joko Widodo. Nah, dua kelompok tersebut sudah seperti organisasi, yaitu organisasi yang bersifat ada tapi tiada.

Belum lagi semenjak harga BBM bersubsidi jenis Premium naik 2 ribu rupiah, makin banyak lagi aktivis-aktivis media sosial yang bermunculan.

Beberapa orang yang saya kenal, dikesehariannya bukan aktivis dalam arti yang sebenarnya, bahkan banyak juga yang dikesehariannya tergolong pendiam. Tapi begitu menyentuh media sosial, haduuuh aktifnya luar biasa kalau membahas persoalan politik. Seperti 2 sisi mata uang.

Saya bukan pakar untuk persoalan politik, jadi agak kurang pede kalau menulis topik semacam itu. Awal-awalnya saya memang agak risih kalau mengamati aktivis media sosial yang fokus pada persoalan politik. Lah gimana gak risih, lah wong hampir setiap buka Facebook sampai Twitter, selalu muncul aktivis-aktivis yang memperbincangkan tentang persoalan politik. Sebenarnya yang bikin risih itu kalau apa yang dibicarakan cenderung kasar dan melecehkan. Tapi bisa dipastikan lama-lama terbiasa dengan yang tak biasa.

Kegaduan para aktivis media sosial itu juga sempat memuncak, ketika admin @TrioMacan2000 ditangkap oleh polisi. Cukup gaduh juga kalau membahas soal selebtwit hingga seleblog. Makin gaduh lagi waktu AADC yang kedua (2) dirilis oleh Line, hehehe.

Kadang saya suka ngikik-ngikik sendiri kalau mengamati kegaduhan antara 2 kelompok aktivis, apalagi kalau membela “nabi-nabi” mereka. Link berita-berita online bisa memenuhi linimasa, saling beradu fakta. Mulai dari media online yang terpercaya, hingga yang tidak terpercaya sekalipun. Padahal media dan pers bisa saja berpihak, jadi jangan mudah terjebak.

Hal-hal lainnya yang bikin saya geli, mereka yang sebelumnya bukan seorang pakar untuk persoalan politik, hukum, dst, mendadak menjadi pakar untuk persoalan itu. Seolah lebih pakar dari seorang pakar. Tapi ya sudahlah, itu hak mereka untuk bikin saya merasa terhibur.

Selamat pagi dari Surabaya, apakah sampeyan juga termasuk aktivis media sosial? Monggo kalau ada yang mau absen.