Ritual Memotret Sebelum Makan

Dalam sehari rata-rata sekitar 3-4 kali saya mengakses Instagram, sekedar melihat notifikasi, foto-foto terkini di lini masa, dst. Instagram memang bagai ruang pamer raksasa, foto apapun bisa kita temukan disana.

Saya tidak terlalu sering mengunggah foto di Instagram, rata-rata seminggu 1-2 kali saja, kecuali jika situasi dan kondisi mendukung, seminggu bisa 3-5 kali mengunggah foto-foto di Instagram. Tapi bagaimanapun saya harus mengetahui dan memahami ihwal media sosial, karena berkaitan erat dengan profesi saya.

Instagram: Ritual dan cara memotret makanan sebelum menyantapnya.

Pada suatu hari saya ada jadwal pertemuan dengan calon klien, di sebuah kafe yang khusus menyajikan kopi. Interior kafe tersebut boleh bilang sangat menarik menjadi obyek pemotretan. Dan cukup banyak pula pengunjung yang melakukan aktifitas pemotretan didalam kafe tersebut, mulai dari selfie, wefie, groufie hingga memotret makanan dan minuman yang mereka pesan.

Alih-alih menggunakan kamera DSLR sebagai alat untuk memotret, para pengunjung kafe tersebut justru memotret diri mereka, kawan mereka, makanan dan minuman yang mereka pesan menggunakan smartphone. Tidak mau ketinggalan, karena saya juga memotret secangkir Espresso yang saya nikmati sembari menunggu calon klien datang. Saya memang sengaja datang lebih awal.

Sekitar 1 meter dari tempat saya duduk, terlihat seorang pria sedang melihat buku menu sembari memotret salah satu menu yang dia pesan. Tak lama kemudian sang pelayan pun bertanya, “Pesan apa Pak?“. Pria itu menjawab “Sebentar ya?“, sambil mengetik pada layar smartphone-nya. Ah, ternyata dia sedang mengunggah foto ke Instagram, dan mungkin juga mengetik tentang apa yang dia pesan. Dan tahukah kalian, ternyata pria tersebut tidak memesan minuman yang telah dia foto, justru kembali membuka halaman berikutnya dan memilih menu yang lainnya. Dalam hati saya berkata, mungkin dia niat “pamer” foto menu minuman.

Ketemu lontong romo, salah satu makanan khas Gresik, Jawa Timur yang kurang populer #vscocam #vsco #kuliner

Foto kiriman Satriyo Atmojo (@satriyo_na) pada

Orang-orang seperti pria tersebut hanya membutuhkan obyek foto-foto saja, sisanya biarlah teman-teman di media sosial menikmati hasil fotonya. Dan kalaupun mereka benar-benar menikmati makanan dan minuman yang menjadi obyek foto, biasanya mereka juga menambahkan deskripsi tentang rasa dan apa yang mereka alami atau lakukan pada saat itu, yang kemudian di unggah ke akun Instagram. Tidak lupa juga menambahkan tagar demi mendapatkan like, love dan komentar.

Bahkan di Surabaya ada komunitas Instagram khusus makanan dan minuman. Tidak hanya di Instagram, karena di Facebook pun ada sebuah grup Surabaya Kuliner yang didirikan dan dikelola oleh kawan saya, dengan lebih dari 50 ribu anggota.

Tidak hanya ritual memotret makanan dan minuman, karena apapun yang menurut mereka menarik, unik dan banggakan, sudah pasti menjadi obyek pemotretan. Dan lagi-lagi di unggah ke jejaring sosial Instagram. Ritual memotret oleh para pengguna Instagram tentu sangat menguntungkan para pemilik merek dagang, karena secara tidak langsung dan tidak mereka sadari, mereka telah menjadi brand evangelist dari merek dagang tersebut.

Coba kita bayangkan apabila foto-foto tersebut di unggah ke Instagram, kemudian di bagikan ke jejaring sosial yang lainnya, Facebook, Twitter, Path, Pinterest dll. Tentu akan disaksikan oleh para follower di masing-masing jejaring sosial tersebut. Belum lagi jika foto-foto itu mendapatkan retweet, regram, like, love, share, favorite hingga komentar, akan semakin banyak lagi jumlah pemirsanya.

Tidak hanya mereka, karena terkadang saya juga suka memotret makanan sebelum menyantapnya, meskipun tidak terlalu sering, pernah saya ulas di blog ini. Silahkan baca artikel bebek goreng kelapa Surabaya dan sate kelapa.

Jika kita mau menyadari, ini merupakan salah satu dari 3 sumber pengenalan brand, yang sudah saya tulis pada artikel sebelumnya. Sebaiknya para pelaku bisnis UKM dan UMKM memanfaatkan fenomena sosial ini, mengingat memotret sudah menjadi ritual wajib para pemilik akun Instagram dan jejaring sosial lainnya.

Selamat pagi buat sampeyan yang sudi membaca artikel ini, apakah sampeyan juga suka melakukan ritual yang serupa?