Serif atau Sans Serif

Baiklah, pilih Serif atau Sans Serif? Biasanya pertanyaan ini yang acap kali muncul ketika saya merancang suatu tema WordPress. Tapi bagaimanapun juga Sans Serif memang lebih pop ketimbang Serif.

Serif /ˈsɛrɪf/ A slight projection finishing off a stroke of a letter in certain typefaces. – Oxford dictionary

Tentu saya tidak perlu menjelaskan tentang apakah itu Serif ataupun Sans Serif, karena untuk menjelaskan ihwal Serif ataupun Sans Serif lebih baik saya serahkan kepada ahlinya tipografi saja. Dan mungkin sampeyan adalah salah satunya. Jadi melalui blog post ini saya lebih banyak bercerita.

Saat ini Sans Serif memang jauh lebih pop daripada Serif, apalagi semenjak tren typeface yang seolah di iris tipis-tipis itu sering kita jumpai di pelbagai situs, misal situs Apple dan Android.

Tapi ya jujur saja kalau saya sudah mulai merasa bosan dengan Sans Serif, mungkin karena terlalu sering lihat ya? Meskipun tidak menutup kemungkinan kalau besok saya jatuh cinta lagi dengan Sans Serif, hehehe. Ya begitulah cinta, rumit, tidak bisa ditebak kapan dan dimana itu terjadi.

Ihwal Sans Serif

Pernah saya jatuh cinta pada Sans Serif ketika melihat font Open Sans, karena ada irisan tipis-tipis sampai yang ekstra tebal. Apalagi waktu melihat font Roboto, jadi lebih dalam lagi jatuh cintanya. Duh rumit ya?

Tipografi: Perbedaan font Serif dan Sans Serif
Roboto by Christian Robertson.

Kebanyakan sih saya jatuh cinta gara-gara terlalu sering melihat desain antarmuka pengguna dan website yang kebanyakan menggunakan Sans Serif. Karena memang lebih terkesan modern dan jernih kalau menggunakan Sans Serif. Tapi tergantung desainnya juga sih, kalau desain antarmuka penggunanya buruk, pakai font apapun ya tetap terlihat buruk, meskipun pakai font yang cantik.

Coba saja sekarang sampeyan perhatikan antarmuka pengguna dari sistem operasi iOS dan Android, serta situs-situs populer. Memang sih dalam antarmuka pengguna biasanya ada dua tipe font, tapi Sans Serif tetap lebih dominan.

Dan sekali lagi, kalau kita memutuskan menggunakan Sans Serif pada suatu desain antarmuka pengguna, memang lebih terkesan modern.

Ihwal Serif

Belakangan ini saya rajin berkunjung lagi ke situs The New York Times yang sangat kental dengan Serifnya. Apalagi kalau melihat identitas visual The New York Times, sangat khas, otentik dan sangat mudah dikenali.

Tipografi: Menggunakan Sans Serif dan Serif dalam suatu desain antarmuka pengguna dan website.
Roboto Slab by Christian Robertson.

Nah, mungkin gara-gara saya mulai cukup sering mengunjungi situs The New York Times dan juga sudah mulai merasa jenuh melihat Sans Serif, saya jadi jatuh cinta lagi dengan Serif, setidaknya sampai saat ini.

Ketika suatu desain antarmuka pengguna menggunakan Serif, menurut saya loh ya, terkesan klasik, konservatif, tapi tidak bisa dibilang klasik dan konservatif juga sih, karena kalau sampeyan perhatikan antarmuka pengguna dari situs The New York Times juga terkesan modern. Jadi menurut sampeyan kira-kira apa istilah yang pas untuk menggambarkan maksud saya tersebut ya?

Statistik Pengguna Serif dan Sans Serif

Kalau saya mengacu pada data statistik yang terdapat pada situs Google Fonts, font families yang paling banyak penggunanya adalah font Open Sans,  Roboto dan Lato yang merupakan kategori Sans Serif. Dari data statistik ini terbukti kalau Sans Serif memang lebih pop daripada Serif.

Statistik jumlah pengguna font serif dan sans serif diseluruh dunia.
Statistik Open Sans.

Dan sedangkan pada posisi keempat ditempati oleh font family Slabo yang masuk dalam kategori Serif. Kemudian untuk posisi kelima dan keenam kembali ditempati oleh font family dalam kategori Sans Serif, lagi.

Begitu pula untuk urutan berikutnya, lebih banyak ditempati oleh font family Sans Serif, sedangkan Serif cukup jarang terlihat. Itu ketika saya mempublikasikan blog post ini loh ya, karena bisa saja bulan depan, tahun depan sudah berubah.

Statistik jumlah pengguna font Slabo, sans serif dan serif.
Statistik Slabo.

Selamat pagi buat sampeyan yang telah membaca blog postku ini. Jadi bagaimana dengan sampeyan, cenderung lebih suka menggunakan font family dalam kategori Serif atau Sans Serif? Yuk mari ngopi dulu.