Fotografi Jalanan

Sudah 7 bulan ini saya tertarik dengan fotografi jalanan (bahasa Inggris: street photography). Fotografi jalanan ternyata tidak semudah seperti bayangan saya sebelumnya, ada begitu banyak tantangan.

Menurut Wikipedia fotografi jalanan adalah salah satu aliran dalam Fotografi. Fotografi jalanan pada umumnya memuat obyek yang diambil di ruang terbuka publik dalam kondisi candid. Namun menurut street photographer profesional, sebaiknya dalam proses fotografi jalanan kita tidak menggunakan lensa Zoom, melainkan menggunakan lensa Prime.

Street photography Indonesia
© Satriyo Niti Atmojo. Sumber foto: Instagram.

Jika kita menggunakan lensa Prime, emosi dan suasana yang terekam didalam foto terlihat berbeda. Foto-foto yang dihasilkan terkesan lebih menyatu dengan obyek. Namun tentu saja penggunaan jenis lensa memang disesuaikan dengan kebutuhan saat proses fotografi berlangsung.

Saya suka melihat foto-foto jalanan karya John Free dan Chuck Jines. Namun diluar fotografi jalanan, saya suka melihat foto-foto karya Michael Kenna dan Steve McCurry.

fotografi jalanan Surabaya
© Satriyo Niti Atmojo. Sumber foto: Instagram.

Dalam fotografi jalanan kita ditantang untuk berani memotret obyek di ruang terbuka publik, tanpa disadari oleh obyek, apalagi jika kita berada dilokasi yang asing bagi kita, dan tidak mengenal si obyek sama sekali.

Lalu bagaimana caranya supaya kita hadir tanpa disadari oleh obyek? Jangan membawa terlalu banyak peralatan, jangan memperlihatkan diri bahwa sampeyan adalah seorang fotografer. Singkatnya, pelajari bagaimana caranya berkamuflase.

Street photographer Surabaya, Indonesia.
© Satriyo Niti Atmojo. Sumber foto: Instagram.

Belum lagi ketika kita berburu obyek fotografi jalanan kita hanya seorang diri, tanpa teman atau rekan seprofesi, memotret ditengah keramaian dan menarik perhatian banyak orang. Haduh, jantung ini jedag-jedug, muncul perasaan ragu dan was-was. Itulah yang saya alami pada tiga minggu pertama ketika saya mencoba fotografi jalanan. Padahal foto-foto yang dihasilkan juga belum tentu bagus, bahkan baru tahu hasilnya buruk ketika di waktu yang lain.

Kita juga harus bisa menghargai dan menghormati setiap obyek foto, misalnya jika mereka tidak mau menjadi obyek foto, maka jangan lakukan pemotretan. Dan yang paling penting, sampaikan permohonan maaf.

Fotografi jalanan Surabaya
© Satriyo Niti Atmojo. Sumber foto: Instagram.

Rata-rata hasil foto dari fotografi jalanan, saya unggah ke situs Instagram, National Geographic, Flickr dan 500px. Tujuannya sih biar saya bisa menilai seberapa baik kemampuan fotografi saya, meskipun saya sadar kalau masih butuh banyak belajar. Mungkin salah satu dari sampeyan memiliki kemampuan fotografi yang jauh lebih baik dari saya.

Kira-kira inilah yang bisa saya ketika pada siang ini. Dan tidak terasa sudah hampir setahun tidak aktif ngeblog, maklum saja karena saya ada cukup banyak kesibukan, hehehe. Nah kalau pengalaman sampeyan dalam fotografi jalanan bagaimana?