Perjalanan Waktu

Saya selalu suka membaca, menonton dan mendengarkan pelbagai hal yang berkaitan dengan sains. Ya, saya adalah penggemar sains. Dan malam ini saya ingin menulis tentang perjalanan waktu (bahasa Inggris: time travel.), yang merupakan sub-genre dari sains, yaitu sci-fi.

Science without religion is lame. Religion without science is blind. – Albert Einstein.

Meskipun perjalanan waktu adalah sci-fi (bahasa Indonesia: fiksi ilmiah.), itu tidak berarti apabila perjalanan waktu tidak mungkin dilakukan pada saat ini. Dan saya baru menyadari hal itu setelah menonton serial “Genius by Stephen Hawking: Can We Time Travel?” di saluran National Geographic.

Waktu akan berjalan melambat atau bahkan berhenti, apabila kita berada di suatu tempat dengan gravitasi yang sangat kuat. Dan itu artinya apabila kita berada di suatu tempat dengan gravitasi yang sangat lemah, maka waktu akan berjalan lebih cepat.

Perjalanan waktu menggunakan mesin waktu
Cuplikan film Interstellar.

Jika sampeyan sudah pernah nonton film Interstellar, mungkin paham dengan penjelasan tersebut. Kalau belum pernah, coba tonton dulu ya?

Ruang-waktu Dan Gravitasi

Black hole adalah salah satu obyek dengan gravitasi yang sangat kuat, begitu pula dengan matahari ataupun bintang-bintang lainnya yang juga memiliki gravitas yang kuat. Namun kekuatan gravitasi matahari tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan black hole.

Gambar black hole atau lubang hitam
Ilustrasi lubang hitam. Image credit: NASA/JPL-Caltech.

Lalu black hole itu apa? Penjelasan sederhananya, black hole adalah sebuah obyek yang hampir sama seperti bintang, namun memiliki gravitasi yang jauh lebih kuat dari bintang. Dan oleh karena black hole memiliki gravitasi yang amat sangat kuat, maka tidak ada cahaya yang bisa lolos. Jika cahaya saja tidak bisa lolos, apalagi obyek lainnya. Maka dari itu obyek ini diberi nama black hole (bahasa Indonesia: lubang hitam), karena secara kasat mata kita tidak mungkin bisa melihatnya.

Apabila manusia sanggup merancang pesawat antariksa yang bisa melawan gravitasi lubang hitam dan mengelilingi lubang hitam (misalnya: pusat galaksi bimasakti.), maka apabila kita didalam pesawat tersebut, waktu akan berjalan sangat lambat, namun bagi kita yang berada didalam pesawat tersebut, waktu berjalan normal, seperti biasanya.

Ketika kita meninggalkan lubang hitam menggunakan pesawat tersebut dan kembali menuju bumi, maka kita tidak lagi berada di tahun 2016, atau ditahun yang sama sebelum kita berada didekat black hole, namun puluhan, ratusan atau bahkan ribuan tahun dari saat ini. Ya, kita ada dimasa depan dan kita telah melakukan perjalanan waktu.

Pembuktian Ilmiah

Kembali ke serial “Genius by Stephen Hawking: Can We Time Travel?”. Di serial itu diberikan penjelasan sederhana, bagaimana kita bisa melakukan perjalanan waktu menggunakan kekuatan gravitasi bumi.

Semakin dekat kita dengan bumi, maka semakin kuat gravitasi yang kita terima dan semakin jauh kita dengan bumi, maka semakin lebih gravitasinya. Lalu dimana tempat di bumi ini yang memiliki gravitasi lemah, apabila kita berada ditempat itu? Jawabannya adalah puncak gunung.

Didalam serial itu, mereka menggunakan atomic clock (bahasa Indonesia: jam atom) untuk menguji coba tentang kebenarannya. Atomic clock adalah sebuah jam dengan teknologi tinggi sehingga amat sangat akurat. Tentu saja keakuratan jam atom itu sangat jauh lebih baik daripada teknologi jam yang kita gunakan pada saat ini.

Dan didalam serial “Genius by Stephen Hawking: Can We Time Travel?” itu, satu orang yang berada disekitar kaki gunung dibekali dua buah atomic clock, dan dua orang lainnya yang berada dipuncak gunung juga dibekali dua buah atomic clock. Kemudian mereka berada ditempat masing-masing selama 24 jam, baik yang berada disekitar kaki gunung dan yang berada dipuncak gunung, untuk menguji kebenarannya.

Pada keesokan harinya, di jam dan detik yang sama mereka saling melaporkan untuk mengetahui apakah mereka berada diwaktu yang sama. Ternyata, dua orang yang berada dipuncak gunung, berada diwaktu yang lebih cepat sekian nano detik (saya lupa nilai persisnya). Dan dua orang yang berada disekitar kaki gunung berada diwaktu yang sedikit lebih lambat sekian nano detik, apabila dibandingkan dengan jam atom yang berada dipuncak gunung.

Melakukan perjalanan waktu menggunakan mesin waktu
Cuplikan film Back To The Future.

Penjelasan sederhananya, dua orang yang berada dipuncak gunung berada di masa depan, dan dua orang yang berada disekitar kaki gunung berada di masa lalu. Maka itu artinya mereka telah melakukan perjalanan waktu.

Fakta Menarik

Mungkin salah seorang dari sampeyan ada yang baru menyadari apabila bulan yang kita lihat pada saat ini adalah bulan 1 detik yang lalu. Loh kok bisa? Tentu saja bisa, karena jarak bulan ke bumi sekitar 384.400 km. Jauh ya? Sedangkan laju cahaya adalah 299.792 km/detik.

Dan begitu juga sebaliknya, jika kita berada dibulan maka kita melihat bumi 1 detik yang lalu. Jadi kita juga melihat masa lalu matahari? Tentu saja iya, karena jarak matahari ke bumi adalah 149.600.000 km. Maka itu artinya adalah, matahari yang kita lihat saat ini adalah matahari 499 detik yang lalu, atau sekitar 8 menit yang lalu. Menarik ya?