Bhinneka Tunggal Ika

Dulu waktu aku masih SD, seingatku setiap murid diwajibkan hapal Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (disingkat P4), dan begitu juga dengan GBHN serta nama-nama menteri.

P4 menjabarkan setiap sila menjadi beberapa butir, yang harapannya adalah supaya setiap butir didalam P4 tersebut di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Apakah semua butir tersebut ada manfaatnya? Kalau menurut pendapat dan pengalaman saya pribadi, tentu saja ada manfaatnya.

Tapi setelah saya membaca tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila di Wikipedia, ternyata kini sudah dikembangkan jadi 45 butir.

Kembali lagi dengan Bhinneka Tunggal Ika atau lebih lengkapnya Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa, yang berarti: Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Perbedaan itu sangat mudah kita temukan, apalagi jika kita dengan sengaja dan bersemangat mencari-cari perbedaan. Pernah saya membaca sebuah artikel dan kemudian merenungkan; Selalulah melihat yang Satu, maka apa yang berbeda menjadi tak terlihat lagi.

Perbedaan tidak bisa kita hindari, karena perbedaan akan selalu ada dari waktu ke waktu, dimanapun dan tentang apapun itu.

Tentang bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa
Tidak hanya ada satu warna.

Hitam, putih, merah, biru dan kuning, semuanya itu berbeda, karena mustahil kita mengatakan setiap dari itu adalah sama. Dan jika kita melihat yang Satu, maka apa yang berbeda menjadi tak terlihat lagi, karena semuanya itu adalah warna. Ini adalah kebenaran yang mutlak.

Alangkah lucunya jika saya menghawatirkan terjadinya perpecahan, kekacauan atau konflik, jika saya secara tidak langsung maupun langsung mengejek setiap orang yang mencintai warna putih, merah, biru hingga kuning, hanya karena saya menganggap warna hitamlah yang paling baik. Dan itulah yang terjadi di media sosial pada saat saya menulis blog post ini.

Menurut pendapat saya, pertimbangkanlah sebelum kita mempublikasikan sebuah tautan, status, tweet, video ataupun foto. Coba pikirkan sebelum kita mempublikasikannya, apakah itu berpotensi memunculkan kebencian, kekacauan atau perpecahan? Apabila pada saat itu kita sedang merasa marah, lebih baik jauhkan tangan dari smartphone, laptop atau komputer personal. Karena biasanya disaat kita marah akan suatu permasalahan, masalah sekecil apapun akan menjadi besar, karena kita besar-besarkan secara sadar ataupun secara tidak sadar.

Untuk mengartikan Bhinneka tunggal ika tidak bisa dipisahkan dengan kalimat berikutnya, tan hana dharma mangrwa. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Kebenaran universal tidak pernah salah, kapanpun dan dimanapun.

Mungkin sampeyan dan njenengan membaca sebuah berita atau artikel dari situs-situs berita yang isinya bisa membakar amarah pada diri njenengan dan sampeyan. Perlu kita pahami bahwa semuanya itu hanyalah tentang sudut pandang, karena tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Jika kita hanya melihat warna hitam dan fokus pada warna itu, maka hanya warna hitam lah yang terlihat. Dan begitu pula jika kita hanya melihat warna putih dan fokus pada warna itu, maka hanya warna putih lah yang terlihat. Padahal jika kita mau melangkah mundur lebih jauh, akan ada begitu banyak warna yang terlihat. Dan itulah kebenaran yang mutlak.