Daffa Juara 2 Di Kejuaraan Karate Piala KONI Surabaya 2018

Empat bulan yang lalu, 4 Agustus 2018, alhamdulillah dengan ijin dan pertolongan Alloh Daffa meraih medali pertamanya (perunggu) di Kejurda Karate Open Championship se-Jawa Bali di Tenis Indoor Tuban, walaupun dengan persiapan yang sangat singkat.

Ya, ternyata cukup lama saya tidak menulis di blog ini karena ada banyak kesibukan, mulai dari urusan pekerjaan hingga mendampingi anak-anakku berlatih dan mengikuti kejuaraan karate.

Selalu aku sampaikan kepada anak-anakku bahwa tidak pernah mudah untuk menjadi juara, apalagi juara 1. Karena jika itu mudah maka setiap atlet pasti menjadi juara disatu kejuaraan yang sama.

Belum Beruntung Di Kejuaraan Keempatnya

Setelah meraih medali pertamanya di kejuaraan ketiga yang diikutinya, Daffa belum beruntung di kejuaraan karate keempatnya, yaitu di Kejuaraan Karate antar Pelajar se-Jawa Bali, Piala Dekan Fakultas Ilmu Olahraga UNESA ke-III, pada bulan September 2018.

Pertandingan kumite Muhammad Daffa Niti Atmojo (Biru) di Kejuaraan Karate antar Pelajar se-Jawa Bali, Piala Dekan Fakultas Ilmu Olahraga UNESA ke-III. Kumite -35 Kg Putra, kategori SD Kelas 4-6.

Ya, seperti kebanyakan orang, aku juga selalu mendokumentasikan setiap pertandingan kumite anak-anakku, yang salah satu tujuannya adalah sebagai bahan evaluasi, sehingga mereka tahu apa saja kekurangan dan kesalahannya. Dan harus diakui jika kekurangan dan kesalahannya sangat banyak.

Belum beruntung Di Kejuaraan Kelimanya

Setelah mengikuti Kejuaraan Karate antar Pelajar se-Jawa Bali, Piala Dekan Fakultas Ilmu Olahraga UNESA ke-III, Daffa kembali mengikuti kejuaraan karate berikutnya, yaitu Kejurnas Karate Marinir Open Piala Dankormar 2018 di GOR Futsal UNESA Surabaya.

Harus diakui apabila kejuaraan karate keenamnya ini sangat kompetitif, karena ini kejuaraan nasional, bukan kejuaraan daerah. Atlet-atlet karate berasal dari berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia, karena ini salah satu kejuaraan karate yang cukup bergengsi.

Pertandingan Muhammad Daffa Niti Atmojo (Biru), kumite Pra Pemula -35 kg. Kejurnas Karate Marinir Open Piala Dankormar 2018 di GOR Futsal UNESA Surabaya.

Yang unik di kejuaraan karate kali ini adalah, untuk pertama kalinya Daffa mengeluhkan keputusan wasit dan juri sambil menangis sesegukan, karena menurutnya, dia seharusnya mendapatkan beberapa poin, namun tidak juga mendapatkan poin hingga pertandingan kumite berakhir.

Ya, sudah menjadi rahasia umum apabila hampir disetiap kejuaraan karate selalu ada faktor-faktor penentu kemenangan, yaitu faktor teknis dan non teknis. Tapi tentu saja aku selalu ajarkan anak-anakku untuk berpikir positif, menyikapi segala sesuatunya dengan pikiran yang baik.

Semakin Rajin Berlatih Hampir Setiap Hari

Sejak mengalami kekalahan-kekalahan di kejuaraan karate yang telah diikutinya, tidak membuat Daffa berputus asa, namun justru membuat dia semakin rajin berlatih hampir setiap hari. Ya, hampir setiap hari Daffa mengajakku untuk mendampinginya berlatih.

View this post on Instagram

Latihan burpees, 100x

A post shared by Daffa (@daffaatmojo) on

Dan itulah kenapa aku harus pintar-pintar membagi waktu antara urusan pekerjaan dan kegiatan karate anak-anakku.

Jadi aku membuat jadwal latihan untuk anak-anakku, jadwal latihan yang terukur untuk target jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya: melatih fisik setiap 2 hari sekali, terkadang di lapangan KONI Surabaya, dan melatih teknik setiap 2 hari sekali yang seringkali di garasi rumah.

View this post on Instagram

Latihan ringan menghindari dan menangkis serangan

A post shared by Daffa (@daffaatmojo) on

Tentu saja selain itu juga ada jadwal latihan rutin di Dojo tempatnya berlatih karate, yaitu di Dojo Amura Karang Empat.

Mungkin orang lain menganggap aku yang memaksanya berlatih, padahal sebenarnya itu permintaan Daffa sendiri. Dia mengejar target untuk menjadi juara 1 di kejuaraan-kejuaraan karate berikutnya. Dan itulah kenapa dia rela berlatih ekstra keras hampir setiap hari, meskipun terkadang dia merasa sangat amat kelelahan.

Setelah lebih dari 1 bulan berlatih fisik maupun teknik, tibalah saatnya Daffa dan Amel (adiknya) untuk mengerahkan seluruh kemampuannya di Kejuaraan Karate Piala KONI Surabaya 2018.

Kejuaraan Karate Piala KONI Surabaya 2018

Pada 15-16 Desember 2018, lebih dari 50 atlet karate Amura Karang Empat mengikuti Kejuaraan Karate Piala KONI Surabaya yang diselenggarakan di GOR Bima UNESA. Ada yang mengikuti pertandingan Kata, dan ada yang mengikuti pertandingan Kumite.

Peserta Kejuaraan Karate Piala KONI Surabaya ini tidak hanya diikuti oleh atlet-atlet karate dari Surabaya saja, namun juga dari kota-kota lainnya, mulai dari Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban hingga Lumajang. Jadi boleh dikatakan ini merupakan Kejurda.

2 hari menjelang pertandingan kumite, Daffa dan Amel beristirahat dan tidak melakukan latihan-latihan yang berat, karena bisa mempengaruhi peformanya ketika bertanding.

Bahkan pada hari Sabtu, sehari menjelang pertandingan, mereka hanya bermalas-malasan dirumah, seolah-olah besok tidak ada pertandingan yang penting bagi mereka, hehe.

Kesibukan mereka hanya mengemas peralatan pertandingan kumite dan memastikan semua peralatan dan perlengkapan lainnya tidak ada yang tertinggal di rumah.

Saatnya Bertanding

Kami berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi, menuju GOR Bima UNESA, dengan harapan bisa sampai di lokasi sebelum pertandingan dimulai. Namun ternyata kami kesulitan mencari jalan masuk ke lokasi, sehingga hampir saja terlambat mengikuti pertandingan.

Sebelum pertandingan kumite dimulai, sebagian atlet karate melakukan pemanasan, termasuk anak-anakku dan teman-temannya. Ada yang masih “demam panggung”, ada yang sudah terbiasa karena tingginya jam terbang.

Ada atlet karate yang beruntung dan menjadi juara, namun ada pula yang belum beruntung, salah satunya adalah Amel, anak keduaku. Ini adalah kejuaraan karate ketiga yang diikuti oleh Amel. Dan Amel kalah di pertandingan ketiganya.

Melihat Amel kalah dipertandingan ketiganya, Daffa dan aku langsung bersiap dan menuju Tatami yang lainnya (total ada 3 Tatami), karena pertandingan berikutnya akan segera dimulai.

Pertandingan Kumite Pertama

Setelah menunggu sekitar 10-15 menit di Tatami 1, tibalah saatnya Daffa bertanding. Ini adalah saat-saat mendebarkan baginya, karena Daffa harus berusaha keras untuk menang sehingga bisa lolos ke pertandingan berikutnya.

Pertandingan pertama Muhammad Daffa Niti Atmojo (Biru), kumite Pra Pemula -35 kg. Kejuaraan karate piala KONI Surabaya 2018.

Sebelum memulai pertandingannya, selalu aku ingatkan anak-anakku untuk berdoa, memohon pertolongan ke Alloh. Kemudian aku bisikan kata-kata “ajaib” yang aku baca di postingan IG Umar Syarief, ” Disetiap keringat yang terbuang, disitulah kamu harus sadar untuk apa kamu berlatih.”.

Ya, lebih dari 1 bulan Daffa dan Amel benar-benar telah berlatih ekstra keras. Tentu tidak ada salahnya aku ingatkan, jika tujuannya berlatih ekstra keras, hingga merasa kelelahan dan terkadang kesakitan, selama lebih dari 1 bulan, adalah untuk menjadi juara.

Disetiap keringat yang terbuang, disitulah kamu harus sadar untuk apa kamu berlatih.

Alhamdulillah, dengan ijin dan pertolongan Alloh, Daffa berhasil memenangkan pertandingan kumite pertamanya, yang artinya dia harus bersiap untuk melanjutkan ke pertandingan berikutnya dengan lawan yang berbeda dan mungkin jauh lebih baik.

Pertandingan Kumite Kedua

Ada jeda istirahat beberapa menit, dan waktu itu benar-benar digunakan Daffa untuk mengumpulkan kembali tenaganya yang telah terkuras di pertandingan sebelumnya.

Sebenarnya Daffa tidak terlihat kelelahan, karena sebelumnya dia telah terbiasa berlatih ekstra keras, yang artinya Daffa sudah memiliki persiapan yang baik, Alhamdulillah.

Pertandingan kedua Muhammad Daffa Niti Atmojo (Biru), kumite Pra Pemula -35 kg. Kejuaraan karate piala KONI Surabaya 2018.

Dipertandingan yang kedua ini, Daffa masih bermain dengan gaya kumite yang sama, tenang tapi cepat ketika menyerang, dan tentu selalu waspada dengan setiap serangan lawan.

Pertandingan Kumite Ketiga

Setelah berhasil memenangkan pertandingan keduanya dengan ijin dan pertolongan Alloh, Daffa kembali harus bersiap melanjutkan pertandingan berikutnya, dan tentu dengan lawan yang berbeda.

Dipertandingan kumite ketiganya, Daffa mengenakan warna yang berbeda, dan sambil mengumpulkan kembali tenaganya dia mengenakan peralatan bertanding warna merah.

Pertandingan ketiga Muhammad Daffa Niti Atmojo (Merah), kumite Pra Pemula -35 kg. Kejuaraan karate piala KONI Surabaya 2018.

Masih sama seperti sebelumnya, Daffa bermain tenang, tetap waspada dan cepat dalam menyerang. Sebenarnya pertandingan kumite ketiga ini berakhir dengan skor imbang, tidak ada yang mendapatkan poin, namun Daffa dimenangkan karena lebih aktif dalam melakukan serangan.

Alhamdulillah, Daffa berhasil lolos menuju babak final, yaitu pertandingan keempatnya. Akan tetapi kali ini Daffa hanya diberikan waktu istirahat 1-2 menit saja, sedangkan tenaganya sudah mulai habis, dia kelelahan.

Kalah Dipertandingan Kumite Final

Dipertandingan keempat ini, Daffa beberapa kali menerima pelanggaran, meskipun dia juga 1 kali melakukan pelanggaran. Namun menurutnya, setelah dia mendapatkan pukulan keras dimuka, saat itulah tenaga dan konsentrasinya mulai menurun.

Pertandingan final (keempat) Muhammad Daffa Niti Atmojo (Biru), kumite Pra Pemula -35 kg. Kejuaraan karate piala KONI Surabaya 2018.

Apalagi setelah Daffa menerima pelanggaran berupa tendangan keras dikemaluan, setelah pertandingan dia berkata apabila saat itu tenaganya langsung habis. Ya, bisa dilihat dia tidak selincah dan seaktif pertandingan sebelumnya, apalagi lawannya lebih tinggi darinya.

Namun wajar juga dia kelelahan, karena Daffa hanya diberi kesempatan istirahat 1-2 menit sebelum pertandingan final dimulai. Sedangkan lawanannya mendapatkan waktu beristirahat lebih lama, dan tentu itu adalah keuntungan bagi lawanannya.

Setelah pertandingan final berakhir, Daffa menangis, dan akupun memeluknya, menenangkan hatinya. Yang dia rasakan campur aduk, antara merasa kesakitan, kelelahan dan terutamanya merasa sangat menyesal karena gagal menjadi juara 1.

Bersyukur Meskipun Juara 2

Meskipun hanya meraih medali perak, Daffa merasa sangat bersyukur. Tidak pernah mudah untuk menjadi juara, peringkat berapapun itu, karena butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar untuk meraihnya.


Alhamdulillah, Daffa juara 2 kumite pra-pemula -35kg, kejuaraan karate piala KONI Surabaya 2018.

Bahkan setelah berfoto diatas podium dengan senpai dan teman-temannya, Daffa ingin berfoto lagi bersama medali peraknya di depan GOR Bima UNESA. Ya, didalam medali itu ada keringat, rasa lelah dan sakit.

Tidak cukup berfoto bersama medalinya, Daffa juga minta dibelikan hadiah saat itu juga. Dia ingin punya Shin Instep Guard yang baru, karena
Shin Instep Guard miliknya sudah mulai rusak dan sebenarnya memang sudah saatnya ganti yang baru, hehe.

Diakhir postingan ini, saya tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat didalam kejuaraan karate Piala KONI Surabaya 2018, terutama senpai-senpainya dan para official pertandingan.

Selamat merayakan pergantian tahun, dan semoga tahun depan kita semua bisa meraih pencapaian yang jauh lebih baik dari 2018.

2 thoughts on “Daffa Juara 2 Di Kejuaraan Karate Piala KONI Surabaya 2018

  1. Hallo kak daffa, kakak umur nya berapa? Ini adek ipan TK pengen ikut karate juga Kita Kira sudah layak belum ya? Atau masih kekecilan? Salam hangat dari kediri.

    1. Halo adek Ipan. Kak Daffa usianya sekarang 11 tahun. Adek Ipan sudah bisa ikut karate kok, soalnya adiknya kak Daffa yang masih TK juga sudah ikut karate.

      Salam dari Surabaya 🙂

Comments are closed.