The Real Social Network

Social network atau jejaring sosial yang lebih kita kenal pada saat ini, tidak menutup kemungkinan hanya berumur singkat, karena manusia itu selalu tertarik dengan experience yang baru, dalam hal ini adalah social network yang menawarkan new experience.

Jejaring sosial adalah media untuk saling berinteraksi antar individu, brand ke banyak individu, dll. Social network tidak ubahnya seperti kehidupan sehari-hari, dimana kita berhak menolak ajakan pertemanan dari individu lainnya, dan membatasi antara privasi dengan konsumsi publik. Akan tetapi, hal semacam itu tidak disukai oleh sebagian besar dari kita, maka lahirlah Twitter sebagai alternatif social networks, yaitu microblog. Dan melalui microblog inilah kita tidak bisa menolak ajakan pertemanan dari individu lainnya, karena di Twitter tidak ada istilah friend dan add as friend, melainkan following dan follower. Maka antara Twitter dan Facebook sudah berbeda konsep.

Percayalah, the real social networks itu bukanlah Twitter, Facebook, Path, Google+, Vine, Instagram, ataupun yang lainnya. Mereka semua memiliki usia, dan tidak akan bisa bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Mungkin bisa jadi akan bertahan hingga 10 ataupun 13 tahun, tapi sangat sulit sampai 50 tahun.

Apakah kalian mengetahui Harley-Davidson, hingga Hotwheels? Semuanya itu adalah merek, yang tidak lagi berfungsi sebagai sebuah merek, namun juga sebagai simbol dalam kehidupan sosial. Tidak hanya sebagai suatu simbol, merek-merek tersebut juga menjadi sebagai media, media sosial antara individu yang satu dengan individu lainnya.

Kedua merek tersebut adalah salah satu dari “The Real Social Networks”, yang terbukti mampu bertahan lebih dari 25 tahun. Sebagai informasi saja, jika Harley-Davidson telah hidup selama 110 tahun, dan itu sangat luar biasa.

Kami memiliki Harley Owners Group, dan terdapat jutaan orang di dunia. Kami menyebutnya sebagai social network yang asli. Kami punya ini dari tahun 1983. — Mark-Hans Richer, CMO Harley Davidson (Source: Forbes).

Setiap pengendara Harley-Davidson, antara satu dengan yang lainnya, memiliki rasa brotherhood yang cukup kuat, biarpun tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Melalui Harley-Davidson, mereka saling mengenal, berkomunikasi, berbagi, hingga saling berjabat tangan. Interaksi dan komunikasi tersebut bisa mereka lanjutkan dengan menggunakan media lainnya, apakah itu Twitter, Facebook, BBM, blog, ataupun melalui email.

Mark-Hans Richer menegaskan, apabila Harley-Davidson sangat fokus pada cita-cita merek itu sendiri, yaitu kebebasan pribadi, dan pemberontakan untuk sesuatu, yang membuat anda kembali menjadi diri anda sendiri. Harley-Davidson sebagai sebuah brand, tidak hanya menawarkan new experience, namun the best experience.