Efek Placebo

Pagi ini, aku menonton program acara yang cukup menarik di National Geographic Channel, yaitu tentang misteri otak, serta bagaimana otak bekerja. Salah satu topik yang cukup menarik pada tayangan tersebut adalah, efek Placebo atau Plasebo.

Menurut Wikipedia, Plasebo adalah sebuah pengobatan yang tidak berdampak atau penanganan palsu yang bertujuan untuk mengontrol efek dari pengharapan. Singkatnya, tujuan dari Placebo tersebut adalah menanamkan sugesti yang kuat kepada seseorang, sehingga diharapkan orang tersebut meyakini kebenaran dari suatu hal.

Ada Sebuah Cerita

Sekitar 8 tahun yang lalu, aku menyaksikan sebuah kejadian yang cukup menarik, atau bahkan bisa dibilang konyol. Tapi, sebenarnya hal itu merupakan sesuatu hal yang wajar, dan baru aku sadari apabila hal itu disebut sebagai efek Placebo.

Aku dan Tatang, sedang bersantai disebuah warung kopi, menunggu kedatangan si Ferdi. Pada saat itu, si Tatang sedang dalam kondisi tidak enak badan, dan membawa sebungkus plastik yang berisi pil suplemen vitamin, dari resep dokter.

Dari kejauhan, tampak si Ferdi datang dan berjalan dengan cukup santai. Entah kenapa, si Tatang mengajakku sedikit berbohong, dan berakting seolah-olah dia sedang mengkonsumsi sebuah “pil terlarang”, yang bisa menimbulkan efek “melayang”. Setelah si Ferdi datang menghampiri kami, dia bertanya kenapa si Tatang kelihatan mabuk.

Kemudian, si Tatang menunjukkan apabila dia sedang mengkonsumsi sebuah “pil terlarang”, dan dia menawarkan si Ferdi untuk turut mengkonsumsi pil tersebut. Dan akhirnya, si Ferdi tergoda untuk mencicipi sebuah “pil terlarang”, dan beberapa saat kemudian dia mengatakan apabila dirinya sudah mulai merasa mabuk, dan “melayang”.

Ingat! yang dikonsumsi Ferdi adalah pil yang mengandung vitamin, dan seharusnya dia merasa lebih sehat, hehehe. Dan inilah yang disebut sebagai efek Placebo atau Plasebo.

Efek Placebo Dari Sebuah Brand

Efek Placebo, sebenarnya bisa saja seringkali kita alami hingga detik ini, apalagi jika dikaitkan dengan suatu brand. Contoh sederhananya adalalah, merek smartphone Android. Ada semacam persepsi, apabila smartphone merek S 1 jauh lebih baik daripada smartphone merek H 1, dengan alasan jauh lebih cepat atau kuat jika digunakan untuk membuka banyak aplikasi.

Padahal, jika kita mau melihat lebih detail pada spesifikasi teknis, prosesor dan OS Android yang digunakan oleh kedua smartphone tersebut adalah sama persis, dan hanya berbeda pada kapasitas baterai, material body, dan jenis layar yang digunakan. Informasi lainnya, kedua merek smartphone tersebut juga sama-sama Made In China.

Dan hasilnya, dari sisi penjualan merek S 1 jauh lebih mendominasi pasar, apabila kita bandingkan dengan merek H 1. Percaya tidak percaya, itulah efek Placebo atau Plasebo, dan itulah salah satu tujuan dari Branding.