Branding Perusahaan Jasa

Branding adalah proses membentuk, membangun dan memanajemen merek, yang pada dasarnya hanyalah seputar positioning, differentiation dan brand itu sendiri. Singkatnya, branding itu tidak sebatas desain logo, packaging, web ataupun mobil, namun lebih dari itu.

Kalau kata teman-teman seprofesi, branding itu modal utamanya duit atau uang, dan kalau kita tidak mau modal uang, maka kita bisa bermodalkan passion dan waktu saja. Dan tentu saja, kalau kita hanya bermodalkan passion dan waktu, tentu proses tercapainya tujuan dari branding tersebut, akan butuh waktu yang cukup lama, bisa 4-6 tahun.

Nah, bagi mereka yang punya duit, sudah pasti akan menggunakan jasa branding perusahaan yang profesional, supaya bisa mempersingkat waktu, menjadi 2-3 tahun. Yah, bagaimanpun juga, branding tetap membutuhkan waktu, dan tidak mungkin hanya setahun sudah tercapai.

Branding perusahaan jasa itu gampang-gampang susah, karena pada intinya kita harus memoles reputasi terlebih dahulu, kemudian menyusun diferensiasi berdasarkan DNA dari brand itu sendiri, dan memperjelas positioning. Apakah itu cukup ? Tentu tidak. Karena sebelum kita melakukan itu, harus ada proses brand audit, untuk mengetahui apa saja kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang kita miliki pada saat ini, untuk sepuluh / lima belas tahun kedepan. Berikutnya, kita menyusun strategi awal yang berasal dari hasil audit tersebut.

Setelah proses brand audit selesai, kini proses branding perusahaan jasa, bisa lanjut ke tahapan brand development. Disinilah kita melakukan pendekatan yang menyeluruh, menentukan prinsip dan metodologi yang kita gunakan. Kalau sudah masuk ke tahap brand development, waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama lagi, karena disini juga mencakup pengerjaan visual branding.

Nah, informasi-informasi jasa branding perusahaan yang bertebaran di Internet, sebagian besar hanya menyentuh aktivasi atau brand activation, padahal brand activation itu baru bisa dilakukan apabila kita sudah melakukan brand audit, brand development + management.

Analoginya begini, kalau kita mau sembuh dari sakit harus pergi ke dokter kan ? Biar tahu apa penyakitnya, dan tahu apa obatnya. Kalau kita tidak pergi ke dokter, dan kita memilih meminum obat berdasarkan asumsi diri kita sendiri atau saran teman, bagaimana jika itu bukan obat yang benar ? Bisa sakit semakin parah, bisa sembuh, bisa mati. Kalau sakitnya sudah parah, terus pergi ke dokter, biaya perawatannya bisa jauh lebih mahal lagi.