Melihat Masa Lalu Alam Semesta

Tadi pagi aku nonton tayangan ulang Cosmos: A Spacetime Odyssey, di National Geographic Channel, salah satu program acara favoritku. Didalam tayangan tersebut ada sebuah topik yang ingin aku tulis semenjak 2/3 bulan yang lalu, tapi selalu lupa waktu membuka Dashboard blog.

Matahari, bulan, bintang dan obyek-obyek yang jauh dari bumi, dari tata surya kita adalah masa lalu. Boleh jadi, salah satu bintang yang kita lihat pada saat ini, hanyalah hantu bintang, karena bintang tersebut sebenarnya sudah tidak ada lagi, dengan kata lain bintang tersebut sudah mati.

Laju Cahaya dari Bulan Ke Bumi, dari Matahari ke Bumi
Milky Way.

Jadi begini, laju cahaya itu kan 299.792,46 km/s, sedangkan jarak Bulan ke Bumi adalah 384.400 km. Maka, bulan yang kita lihat saat ini, adalah bulan 1 detik yang lalu. Artinya kita melihat masa lalu bulan.

Begitu pula dengan Matahari yang sampeyan lihat sekarang, adalah matahari 8 menit yang lalu. Bagaimana bisa? Ya, karena jarak Matahari ke Bumi kurang lebih sejauh 144.000.000 km. Jauh ya?

Foto Ratusan Galaksi Melalui Teleskop Hubble 2014.
Galaksi-galaksi Selain Bima Sakti.

Maka, obyek yang kita lihat di luar angkasa pada saat ini, adalah masa lalu alam semesta. Apakah itu 1 detik yang lalu, 8 menit yang lalu atau ratusan juta tahun yang lalu. Itu artinya, obyek-obyek yang dipotret oleh Hubble Telescope, apakah itu ratusan galaksi, nebula, dll, adalah masa lalu.

Ndak usah jauh-jauh, kalau sampeyan punya foto-foto masa kecil, bukankah itu masa lalu sampeyan. Ya, melalui tayangan Cosmos: A Spacetime Odyssey, Neil deGrasse Tyson mengatakan bahwa, wujud mesin waktu yang paling sederhana adalah kamera foto ataupun video. Hanya saja obyek yang terekam dan tampil, masih dalam wujud 2D, belum 3D yang bisa kita sentuh dan rasakan.

Selamat sore buat sampeyan yang baru selesai baca. Apa sampeyan bercita-cita jadi Astronaut atau Astronomer?

Image Source: Wikipedia.