Kalau BBM Naik

Memang tidak semua orang merasakan bagaimana dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi, mungkin sampeyan salah satunya. Namun diluar sana, ada begitu banyak saudara kita yang makin merasakan pahitnya hidup, ketika harga BBM bersubsidi naik.

Rencana Kenaikan Harga BBM bersubsidi, oleh pemerintahan Joko Widodo / Jokowi
Ilustrasi

Bagi sampeyan yang penghasilan diatas 4 juta perbulan, mungkin tidak terlalu merasakan dampak dari kenaikan harga BBM. Dan begitu pula bagi sampeyan yang makan, minum, tidur hingga mandi masih numpang dirumah orang tua, saudara atau keluarga yang lainnya. Dan juga termasuk sampeyan yang masih single, belum menikah dan belum punya anak, tentu tidak merasakan bagaimana pusingnya ketika harga BBM bersubsidi naik.

Kalau harga BBM bersubsidi naik, maka harga gula ikut naik, susu, beras, daging, dll pasti juga ikut naik. Lah kalau memang benar harga BBM bersubsidi jadi naik 3000 rupiah, apa sampeyan ndak pusing? Harga obat sakit kepala pasti juga ikut naik loh. Tapi kalau sampeyan gajinya diatas 4 juta perbulan, tentu gak perlu beli obat sakit kepala, karena ndak ikut merasakan pusing.

Memang benar ada bantuan dari pemerintah, untuk saudara-saudara kita yang memang layak mendapatkannya.

Perumpamaannya: minum air di musim hujan, hanya cukup 1/2 gelas, namun di musim kemarau kita butuh 2-3 gelas. Tapi bagaimana jika kita hanya mendapat bantuan 1 gelas saja, yang artinya kita hanya memiliki 1 1/2 gelas air mineral untuk kita minum. Apakah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita? Tentu tidak, tapi ya diterima saja, meskipun masih terasa haus.

Ada yang bilang, “Ah, lama-lama juga terbiasa. Paling lama gejolaknya cuman 1-2 bulan.“. Ya kalau yang ngomong orangnya miskin, penghasilannya rendah, tentu layak diacungi jempol. Lah bagaimana kalau yang ngomong orang kaya, penghasilannya lebih dari cukup atau berkecukupan, tentu aneh kalau ngomong seperti itu. Apa mau tukar nasib sama mereka yang berkesusahan? Apa perlu bikin BBM tandingan? 😀

Selamat pagi dari Surabaya, apa pendapat sampeyan tentang rencana kenaikan harga BBM bersubsidi?