Hubungan Antara Manusia Dengan Mesin

Manusia kini bergantung pada mesin, dalam berbagai hal yang menyangkut aktifitas keseharian. Seolah melupakan hal-hal yang bersifat krusial, mengenai interaksi tatap muka, hingga sentuhan secara fisik, yang hanya bisa terjadi antar manusia.

Mungkin itu disebabkan karena automation era, yang merupakan bagian dari evolusi peradaban, dan tidak mungkin kita hindari. Kita semakin tidak acuh dengan lingkungan sekitar, bahkan disaat duduk bersama teman disatu meja, disatu ruangan dengan anggota keluarga lainnya, kita terlalu disibukkan berinteraksi dengan perangkat kesayangan kita.

Sedemikian kuat hubungan manusia dengan gadget-nya, dan bisa menjadi sangat kebingungan ketika gadget tersebut hilang, tertinggal, ataupun rusak secara tiba-tiba. Saya, anda ataupun mereka, sudah pasti pernah mengalami hal itu, dan ini memperlihatkan apabila manusia semakin mencari hubungan pertemananan baru dengan gadget, atau perangkat lainnya. Lihatlah saja, bagaimana tingginya penjualan smartphone diseluruh dunia.

Bisa jadi definisi suatu hubungan “normal” dalam bersosial, akan atau bahkan sudah mengalami perubahan. Dan akhirnya akan membuat kita menimbang ulang suatu nilai dari hubungan seorang individu dengan individu lainnya.

Bagi saya, hal terpenting di masa kanak-kanak dan dewasa adalah menjalin hubungan dan kepercayaan pada orang lain. Kita melupakan hal krusial mengenai kasih dalam percakapan yang hanya bisa terjadi antarmanusia, — Sherry Turkle, Professor of the Social Studies of Science and Technology at MIT.

Lebih dari itu, anak-anak kecil di era sekarang ini, lebih memilih permainan yang bersifat personal-digital, yang cenderung memilih bermain seorang diri, atau mungkin dengan seorang temannya. Bahkan, disejumlah negara, untuk kalangan tertentu, anak-anak lebih memilih berteman dengan hewan peliharaan robot ataupun digital. Sedangkan, para orang tua menganggap semuanya itu sebagai hal yang normal, “normal” sebagai definisi baru.

Dengan semua fenomena itu, nilai-nilai kemanusiaan didalam diri kita sebagai seorang manusia, akan luntur seiring berjalannya waktu, dan kita sangat sulit untuk menyadarinya. Tingkat ketergantungan manusia dengan produk ataupun layanan berbasis teknologi, sudah semakin akut. Entah apa yang akan terjadi dalam kurun waktu 200 tahun kedepan, mungkin manusia tidak pernah menyadari, bagaimana seharusnya menjadi seorang manusia.