Memasarkan Produk Di Jejaring Sosial

Kira-kira sudah 10 bulan ini saya kembali mempelajari bagaimana caranya mengoptimalkan pemasaran melalui jejaring sosial. Tidak mudah memang, tapi tidak terlalu sulit juga.

Potensi memasarkan produk ataupun jasa melalui jejaring sosial memang cukup menggiurkan, bayangkan saja low costhigh impact, siapa yang tidak tergiur dengan hal itu? Apalagi jumlah pengguna jejaring sosial di Indonesia sekitar 95% dari 63 juta pengguna internet di Indonesia ¹. Itu data 3 tahun yang lalu, tentu saja pada 2016 jumlahnya bisa jauh lebih banyak lagi.

Cara memasarkan produk dan jasa baru secara online
Pedagang masa kini, selalu online. © Satriyo Niti Atmojo.

Pelajari Pengguna Jejaring Sosial

Ada baiknya kita mempelajari pengguna jejaring sosial sambil memasarkan produk ataupun jasa kita. Toh tidak ada ruginya belajar sambil bekerja, malah memperbesar peluang untuk meningkatkan volume penjualan.

Masing-masing pengguna jejaring sosial itu unik, namun tentu saja meskipun masing-masing dari mereka memiliki keunikan, namun pasti mempunyai persamaan. Nah, persamaan inilah yang harus kita gali lebih dalam, kita pelajari untuk kemudian kita gunakan dalam pemasaran.

Kita harus tahu mulai jam berapa sampai jam berapa mereka aktif di jejaring sosial. Ada jam dimana mereka mulai aktif berkomentar, ada jam dimana mereka hanya aktif untuk mengamati lini masa saja, dan ada pula jam dimana mereka tidak aktif di jejaring sosial.

Lalu bagaimana caranya kita tahu tentang hal itu? Salah satu cara yang paling mudah, misalnya di Facebook, kita amati status atau post dari akun-akun populer, terutamanya penjual atau pemasar, pada jam berapa status mereka mulai ramai dengan komentar. Ada status yang isinya komentar yang berkaitan dengan pemesanan atau pembelian, dan ada pula status yang isinya komentar-komentar biasa saja atau bahkan cuman ramai likes.

Itu tidak hanya berlaku untuk pemasaran melalui Facebook saja, namun juga berlaku untuk Instagram dan jejaring sosial lainnya.

Merangkul Dan Jangan Menjejali Dengan Iklan

Pengguna jejaring sosial itu manusia biasa, sama seperti kita. Siapa sih yang cinta mati sama iklan? Jika bisa memilih tentu saja kita lebih memilih stasiun tv yang tanpa iklan sama sekali, situs-situs yang tanpa iklan, dsb.

Ketika sampeyan update status tentang produk atau jasa, itu sudah tergolong iklan loh. Jadi bayangkan saja, bagaimana kalau setiap sampeyan online di Facebook selalu melihat beberapa akun yang ngiklan melulu? Bahkan cenderung hard selling atau memaksa, misalnya sering tag foto ataupun status jualan di wall. Unfriend atau tidak dihiraukan?

Cara mudah menjual produk dan jasa secara online
Kirim pesan lewat Facebook.

Jadi salah satu cara yang terbaik adalah merangkul dan memanusiakan mereka semampu kita. Maksudnya? Ya jangan melulu ngiklan produk ataupun jasa, tapi sesekali update status yang menghibur mereka, bermanfaat bagi mereka, para pengguna jejaring sosial. Jadi posisikan diri sampeyan sebagai teman baik, dan bukan sebagai predator yang haus akan uang. Intinya membangun nilai positif pada diri sampeyan.

Kalau teman-teman jejaring sosial sudah merasa dekat, senang dan nyaman dengan sampeyan, meskipun mereka tidak tertarik untuk membeli produk atau jasa yang sampeyan pasarkan, percayalah, mereka pasti membantu memasarkan kok, paling tidak sudah bantu like, bantu merekomendasikan. Dan bantuan itu pasti akan dilihat oleh ratusan atau bahkan ribuan teman dari 1 orang yang like dan yang merekomendasikan. Bukankah dengan cara seperti itu potensi penjualan akan jauh lebih meningkat lagi?

Sesekali coba update status yang lucu dan menghibur, namun tetap sisipkan informasi tentang produk ataupun jasa yang sampeyan pasarkan. Dan sesekali coba update status yang bermanfaat, namun sisipkan informasi tentang jasa ataupun produk yang sampeyan pasarkan.

Bahkan tidak ada salahnya kita update status yang lebih personal, misalnya hari ini kemana, makan apa, mengalami kejadian apa, dsb.

Permudah Dan Jangan Dipersulit

Hal lainnya yang tidak kalah penting adalah mempermudah para calon pembeli untuk menghubungi dan mengetahui informasi detail tentang produk ataupun jasa kita. Jujur saja, sudah cukup sering saya melihat pemasar dan penjual yang mempersulit para calon pembeli.

Strategi pemasaran produk dan jasa secara online di media sosial
Permudah, jangan dipersulit. © Satriyo Niti Atmojo.

Ada seorang calon pembeli yang tanya, “Sis, itu harganya berapa kalau 1kg?”, atau, “Sis, itu ukuran berapa?”, jawab penjualnya, “Info detailnya silahkan invite pin BBM ini Sis.”.

Haduh, tinggal jawab saja kok disuruh invite ini-itu, hehehe. Menunggu itu gak enak, dipersulit itu tidak nyaman. Jika diri kita saja tidak suka menunggu, tidak suka dipersulit, maka jangan mempersulit calon pembeli, jangan membuat calon pembeli menunggu terlalu lama.

Sebisa mungkin sertakan informasi detail ketika sampeyan melakukan update status tentang produk ataupun jasa. Dan jika tidak memungkinkan untuk menjawab setiap pertanyaan secara cepat, tambahkan informasi “Slow respon ya? Maaf, soalnya agak sibuk.”.

Bangun Nilai Positif Dan Jangan Negatif

Semakin besar nilai positif tentu semakin baik. Jangan pernah update status yang bermuatan pesan negatif, misalnya: mencela, menyindir, menghina, marah-marah, dst. Kalau kita saja tidak suka melihat status yang bermuatan pesan negatif, apalagi orang lain, calon pembeli dan pelanggan kita.

Bangunlah citra bahwa diri sampeyan adalah orang yang menyenangkan, orang yang baik, yang bisa berteman dengan siapa saja. Jika memilih masalah yang membuat diri sampeyan marah, dan ingin meluapkannya lewat status, saran saya, jauhkan smartphone, laptop, tablet pc dari diri anda. Menahan diri dari update status yang bermuatan pesan negatif itu jauh lebih baik.

Cara cepat menjual, memasarkan produk dan jasa secara online di media sosial
Jadilah pribadi yang baik. © Satriyo Niti Atmojo.

Calon pembeli bisa mendadak tidak tertarik membeli produk ataupun jasa yang sampeyan pasarkan, ketika mereka melihat status yang bermuatan pesan negatif. Para pelanggan bisa mendadak berhenti menjadi pelanggan, ketika mereka membaca status yang bermuatan pesan negatif.

Analoginya, sampeyan lebih memilih berteman dengan orang yang memiliki nilai positif atau teman yang memiliki nilai negatif? Orang normal tentu saja lebih memilih teman yang memiliki nilai positif, dan menjauhi teman yang memiliki nilai negatif.

Sebenarnya masih ada begitu banyak yang ingin saya tulis, tapi pekerjaan saya masih menumpuk, ada banyak deadline, jadi artikel ini saya stop sampai disini. Semoga banyak memberi manfaat.

Kalau misal ada yang ingin ditanyakan, silahkan menanyakannya melalui kolom komentar ya? Salam.

Sumber:
¹ Kominfo: Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang.